Malem Selawe, Tradisi Malam 25 Ramadhan di Gresik
(Foto : @wahyufirsyah)
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya pada malam
kemuliaan. Dan taukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu
lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
(QS. Al-Qadr)
Dari Siti Aisyah radiyallahu ‘anha, dia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan” dan beliau bersabda, “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Tradisi malam selawe
atau malam menjelang 25 Ramadhan merupakan puncak bagi peziarah yang datang ke
Makam Sunan Giri yang berlangsung ratusan tahun. Para peziarah yang terdiri
dari anak kecil, remaja, orang tua, hingga lanjut usia dari berbagai
kalangan ini tak hanya datang dari daerah Gresik dan kota
sekitarnya, akan tetapi dari luar daerah bahkan luar pulau maupun luar negeri.
Hingga saat ini masih
sangat banyak masyarakat yang memusatkan ibadahnya di Masjid Jamik Sunan Giri,
mulai dari Sholat Sunnah, tadarus Al Qur’an, I’tikaf, maupun ibadah lainnya
tepat .
Mulanya Tradisi Malam
Selawe merupakan puncak kegiatan ibadah yang dilakukan Sunan Giri beserta para
santrinya yang dipusatkan di Masjid Jamik Sunan Giri sebelum kepulangan para
santri menuju kampung halaman untuk lebaran.
Tak hanya itu santri
yang tidak menetap di Giri yang berada di daerah sekitar banyak yang
bersilaturahmi sekaligus beribadah di Masjid Jamik Sunan Giri untuk berburu
keberkahan Lailatul Qadar. Tradisi ini terus berlangsung hingga
wafatnya Sunan Giri sampai saat ini dengan tujuan memperbanyak ibadah di bulan
Ramadhan, tak hanya itu para santri dan masyarakat juga menyempatkan diri
berziarah ke makam Sunan Giri.
Selain memusatkan ibadah untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadr, banyak masyarakat yang juga berziarah ke makam Sunan Giri di Desa Giri, makam Sunan Prapen di Desa Klangonan (300 meter barat kompleks makam Sunan Giri) dan menikmati keindahan serta meneladani bukti semangat perjuangan penyebaran agama Islam di Giri Kedaton yang merupakan pondok pesantren sekaligus istana yang dibangun oleh Sunan Giri untuk menyebarkan agama Islam. Letaknya sekitar 500 meter barat laut makam Sunan Giri.
Banyaknya peziarah dimanfatkan ratusan PKL mengais rezeki di sepanjang jalan Sunan Giri hingga jalan Sunan Prapen. Mereka berjualan pakaian, makanan, minuman, jajanan khas Giri, jajanan khas Gresik, aksesoris, dan lain-lain.
Do’a Malam Lailatul
Qadr
Allahumma Innaka
‘Afuwwun, Tuhibbul ‘Afwa, Fa’fu ‘Anna yaa Allah yaa Karim…
0 komentar:
Posting Komentar