Minggu, 20 Desember 2020
Rabu, 16 Desember 2020
Sego Menir, Kuliner Khas Gresik Kesukaan Bangsawan Belanda
(Foto : @wahyufirsyah) |
Gresik selain menjadi surganya wisata religi, juga kaya akan beragam kulinernya diantaranya Sego Menir yang mulai langkah. Dalam bahasa Jawa, sego berarti nasi sedangkan menir berarti pecahan beras yang sudah digerus halus. Sego Menir sendiri terdiri dari nasi dengan kuah bening berisi potongan kecil sayur bayam yang dirajang serta sambal pencit atau sambal mangga muda.
Untuk lauknya sendiri ada beragam pilihan mulai dari daging sapi, semur daging, jeroan sapi, bali welut, bali telur, bali tahu tempe, dan masih banyak lagi.
Untuk membuat Sego Menir cukuplah muda yakni bumbu seperti cabai merah, bawang putih, dan bawang merah. Sedangkan bumbu pelengkapnya seperti lengkuas, daun salam, gula, dan garam.
Tak banyak sejarah yang mencatat asal usul kuliner ini, tapi menurut cerita masyarakat setempat Sego Menir ini disukai bangsawan Belanda yang biasa disebut Meneer yang berarti Tuan. Tak heran kuliner ini berasal dari desa Bedilan dan sekitarnya yang dulu menjadi salah satu pusat pemukiman bangsawan Belanda.
Sego Menir yang saya
beli ini haganya Rp. 10.000 tergantung tambahan laut, untuk lokasinya berada di
sebelah selatan SMA NU 1 Gresik. Selain itu ada juga yang berjualan di depan MINU Trate Gresik. Sebagai catatan bahwa yang berada di daerah Bedilan dan sekitarnya seperti Trate serta Kauman adalah yang awal jadi mungkin dari rasa lebih otentik.
Minggu, 13 Desember 2020
LAZIS NU Gresik Gelar Khitanan Massal di Era New Normal
GRESIK – Bertempat di Kantor PCNU Gresik yang berada di Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo No. 756, Dahanrejo, Kebomas, Gresik, Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama atau LAZIS NU bersama Yayasan Ahlus Sakinah dan Tim Medis Amanah menggelar acara khitanan massal pada Ahad pagi (13/12/2020). Terhitung ada sebanyak 25 anak penerima manfaat khitanan massal.
Para peserta khitanan berasal dari warga di Kabupaten Gresik. Pda kegiatan ini seluruh panitia penyelenggara dan peserta mengikuti protokoler kesehatan seperti mengecek suhu, mencuci tangan, memakai masker, serta jaga jarak.
Selain dilaksanakan secara gratis, para peserta juga mendapat bingkisan dari LAZIS NU Gresik dan juga pemberian materi seputar keagamaan dari para kiai dan tokoh masyarakat yang hadir.
Kegiatan ini merupakan bentuk memfasilitasi sunnah Rasulullah SAW dan Nabi Ibrahim AS, selain itu manfaat khitan dari sudut kesehatan terutama bagi laki - laki adalah lebih higienis, mengurangi resiko infeksi yang berasal dari transmisi seksual, mencegah problem terkait dengan penis, serta mencegah kanker penis.
Sabtu, 12 Desember 2020
Amsterdam van Java itu Berada di Gresik
(Foto : @fajar_raka) |
Amsterdam van Java, yang artinya “Amsterdam dari Jawa” sebutan yang pantas disematkan untuk Bedilan yang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Menurut sejarah, Bedilan dulunya terkenal dengan kawasan pelabuhan sehingga daerah Bedilan lebih berkembang daripada daerah lainnya.
Bukti peradaban masa lampau tersebut tergambar dari banyaknya situs bangunan kuno khas yang berdiri hingga sekarang. Menariknya, corak bangunan kuno merupakan akulturasi budaya Belanda, Jawa, Arab, dan Tiongkok.
Istilah Bedilan muncul di era kolonial. Pada 1600 Masehi, kawasan
tersebut menjadi pusat kegiatan dagang dan ekonomi Belanda di Jawa Timur.Hal
ini tidak terlepas dari keberadaan Pelabuhan Gresik yang dikenal sebagai
pelabuhan paling ramai di Pulau Jawa. Bahkan, seorang sejarawan Portugis
bernama Tome Pires menyebut pelabuhan Gresik sebagai mutiara Pulau Jawa.
Pada 27 April 1602, Belanda mendirikan kantor dagang pertama di Jawa
Timur. Pendirinya adalah Laksamana Jacob van Heemskerck. Kantor dagang berikutnya
kembali didirikan pada 1608 di bawah kendali Laksamana Wijbrand van Warwijck. Keberadaan
kantor dagang tersebut menjadi indikator Gresik sebagai salah satu kota penting
di Pulau Jawa.
Keberadaan kantor dagang Belanda membuat pasukan kompeni sering berlabuh
di Pelabuhan Gresik. Untuk mempertahankan wilayah tersebut, Belanda pun
mendirikan gudang sekaligus pabrik senjata api yang dalam bahasa Jawa disebut
bedhil. Dari pabrik bedhil itulah, muncul nama Desa Bedilan (sekarang Kelurahan
Bedilan).
(Foto : @estaayu) |
Pabrik bedhil di Bedilan tersebut merupakan yang terbesar di Jawa.
Sementara itu, pabrik mesiu dibangun di Semarang. Tempat produksi senjata api
tersebut dilengkapi barak atau tangsi militer yang dikendalikan Bendala.
Bahkan, banyak pula warga pribumi yang direkrut dan rela mengabdi menjadi
bagian militer kekuasaan Belanda.
Namun jauh sebelum kedatangan Belanda, daerah Bedilan dikenal dengan nama Wunut dikarenakan banyak pohon Wunut tumbuh subur disini. Nama Wunut juga tidak terlepas dari keberadaan Sang Ratu Pandhita Wunut, yakni Sayyid Ali Murtadlo atau dikenal masyarakat sebagai Raden Santri atau Sunan Gisik atau Sunan Gresik atau Sunan Lembayung.
(Foto : @wahyufirsyah) |
Beliau adalah keturunan Rasulullah SAW ke-22 sekaligus kakak kandung
Sunan Ampel serta Kakek Sunan Kudus. Sebelum menjadi Syahbandar Gresik kedua
menggantikan Syaikh Maulana Malik Ibrahim, beliau merupakan pelopor pendakwah
Islam di Bima (Nusa Tenggara Barat) dan Sumenep (Madura) hingga pada akhirnya
kembali ke Gresik atas permintaan Syaikh Maulana Malik Ibrahim.